Jumat, 27 Februari 2009

Tentang GSM

GSM (Global System for Mobile Communication, sebelumnya Groupe Special Mobile), merupakan standar sistem telepon seluler paling populer di dunia. GSM berbeda dengan teknologi-teknologi generasi sebelumnya dalam hal kanal pensinyalan dan kanal suara memiliki kualitas pemanggilan digital. GSM diawali dengan diadakannya European Conference of Postal and Telecommunications di Eropa pada tahun 1982. Konferensi ini membentuk grup studi yang bernama GSM (Groupe Special Mobile) untuk mempelajari dan mengembangkan standar sistem telepon seluler yang dapat digunakan di seluruh kawasan Eropa. Pada 1989, tanggung jawab atas GSM diserahkan kepada ETSI (European Telecommunication Standards Institute) dan spesifikasi GSM fase pertama diluncurkan pada 1990. Jaringan GSM pertama diresmikan pada 1991 di Finlandia dengan bantuan pemeliharaan infrastruktur dari Ericsson. Pada akhir 1993, lebih dari 1 juta pelanggan yang menggunakan jaringan GSM, yang dioperasikan oleh 70 carrier di 48 negara.

GSM frequency band merupakan frekuensi spektrum radio yang ditentukan ITU untuk operasi sistem GSM telepon seluler. GSM-900 dan GSM-1800 digunakan oleh kebanyakan negara di dunia : Eropa, Middle East, Afrika dan sebagian besar Asia, termasuk Indonesia. GSM-850 dan GSM-1900 digunakan di Amerika Serikat, Canada, dan sebagian besar negara di Amerika. GSM-850 kadang secara salah dikenal sebagai GSM-800. Versi GSM yang lain, tetapi kurang dikenal, adalah GSM-400, yang menggunakan frekuensi yang sama dan dapat koeksis dengan sistem analog NMT (Nordic Mobile Telephone). PCS (Personal Communications Service) merupakan nama untuk band radio 1900 MHz yang digunakan untuk layanan telepon seluler digital di Canada, Mexico, dan Amerika Serikat. Di luar Amerika, PCS digunakan untuk mereferensi GSM-1900. Di Hongkong, PCS digunakan untuk mereferensi GSM-1800.

Multi-band phone merupakan perangkat bergerak yang mendukung lebih dari satu band frekuensi sehingga dapat digunakan secara lebih luas. Dual band phone dapat mencakup jaringan GSM yang beroperasi, misalnya pada band frekuensi 900 dan 1800 MHz (Eropa, Asia, Australia, dan Brazil) atau pada 850 dan 1900 (Amerika Utara). European tri band phone umumnya mencakup band 900, 1800, dan 1900, sehingga dapat beroperasi dengan coverage yang luas di Eropa dan memungkinkan penggunaan yang terbatas di Amerika Utara. Sebaliknya North American tri-band phone menggunakan 850, 1800, dan 1900 untuk penggunaan layanan secara luas di negaranya, tetapi terbatas di negara lain. Quad band phone mendukung semua band frekuensi utama GSM sehingga memungkinkan penggunaan secara global.

Multi-mode phone merupakan perangkat bergerak yang dapat beroperasi pada sistem GSM dan sistem telepon seluler dengan standar teknis yang berbeda. Seringkali multi-mode phone menggunakan lebih dari satu band frekuensi, yang dikenal sebagai multi-mode, multi-band phone. Sebagai contoh, Nokia 6340i GAIT yang dijual di Amerika Utara dapat beroperasi pada GSM-1900, GSM-850 dan legacy TDMA-1900, TDMA-850, dan AMPS-850.

Posted in Mobile Network

Tentang HSDPA

Paska peluncuran teknologi 3G, operator GSM yang existing, terus mengembangkan inovasinya dengan meluncurkan teknologi High-Speed Downlink Packet Access (HSDPA). Evolusi GSM dan WCDMA yang disebut sebagai teknologi 3,5G (three half G) ini, memang benar-benar baru, artinya HSDPA memanfaatkan node B yang dimiliki oleh operator 3G.

HSDPA sendiri adalah sebuah protokol untuk perangkat internet mobile dan kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G. Yup, seperti halnya GPRS yang dikenal sebagai 2.5G (di era GSM) , Kamus bebas wikipedia, menjelaskan Teknologi ini dikembangkan dari WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000-1x. HSDPA memberikan jalur evolusi untuk jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat memberikan kapasitas data lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).

Jaringan ini benar-benar baru, sehingga tidak bisa disamakan dengan GSM. Sebab pada dasarnya, HSDPA merupakan evolusi dari standar W-CDMA (keluarga dari CDMA) dan dirancang untuk meningkatkan kecepatan transfer data 5x lebih tinggi. Ada beberapa pengembangan HSDPA yakni HSUPA yang sengaja tidak dijelaskan disini.

Untuk memperkenalkan teknologi yang masih baru ini, penulis menguji teknologi HSDPA yang dimiliki ketiga operator besar. Yakni Telkomsel, XL, dan Indosat. Ketiganya meluncurkan HSDPA dalam waktu yang hampir bersamaan. Seakan tidak mau kalah antara satu dengan yang lain, ketiga operator ini beradu cepat, termasuk perluasan jaringan, kecepatan, serta kemudahan yang diberikan kepada pelanggan. Dari sisi tarif, Indosat dan XL memberlakukan skema tarif berdasarkan volume based sementara Telkomsel menggunakan skema pentarifan berdasarkan waktu (time based).

Penulis berkesempatan untuk menguji ketiganya. Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana performansi masing-masing. Mulai Kehandalan (reliability), Ketangguhan (durability), hingga Kecepatan 3,6 Mbps yang dijanjikan, agaknya harus dibuktikan pada test di kawasan downtown yang sudah dilengkapi dengan sinyal HSDPA. Mekanisme pengujian menggunakan metode biasa yakni hubungan server dan client site yang berpindah-pindah. Dan kesemuannya murni kami lakukan dengan skema seperti halnya pelanggan lain yang melakukan koneksi HSDPA. Secara keseluruhan, ketiga operator ini sudah membekali semua BTS di Surabaya dengan node B untuk jaringan 3G.

Karena masih dalam keluarga CDMA, maka istilah cell breathing (cell bernafas) masih berlaku pada HSDPA. Semisal, jika dalam satu cakupan BTS berkapasitas 200 orang, terdapat 250 orang, maka cakupan BTS tersebut akan menciut hingga mempertahankan 200 orang tadi. Itu Artinya mencari sinyal HSDPA tidaklah mudah, sebab kita harus selalu berada dalam cakupan cell-nya.

Penulis menggunakan Modem Huawei E220, pada perangkat ini disediakan pengaturan manual, misalnya GPRS preferred, 3G preferred, 3G Only, dan GPRS Only.

Jika lokasi Anda sudah terjangkau 3G, tentu tidak ada salahnya anda memilih 3G Only sebab dengan begitu, modem hanya akan berusaha mencari sinyal 3G meskipun 2-4 bar saja. Kondisi ini tidak berlaku bila sinyal 3G di tempat Anda, ibarat hantu, sekarang muncul, sekejap kemudian hilang. Disarankan untuk melakukan setting 3G preferred.

Saat pertama kali terhubung dengan Telkomsel, browser akan diarahkan ke http://flash.telkomsel.com/index.php. Di sini disediakan 3 paket pilihan yang bisa anda gunakan 1. Pay As You Go Rp 175/menit, kemudian paket 3 Jam Rp 15.000,- dan paket 24 jam Rp 50.000. Untuk pengujian ini, kami memilih paket pay as you go, artinya pulsa yang kita miliki akan dipotong sesuai lamanya waktu browsing. Di Taskbar bawah, disediakan kolom untuk pengisian pulsa. Jika Anda pengguna pra bayar, cukup masukkan 14 digit nomor pengisian pulsa dan anda siap melakukan browsing.

Di lokasi sinyal XL HSDPA ibarat hantu. Jika pada esok pagi dia muncul, siangnya hilang. Jika sudah begini, saat dipaksakan untuk searching secara manual sekalipun, kami hanya mendapatkan sinyal GPRS dan 3G. Hal serupa terjadi pada Indosat, meski sudah tercover dengan 3G, node B khusus HSDPA-nya masih belum menjangkau markas Penulis. Saat jam Off Peak saja, Indosat mampu memberikan sinyal HSDPA.

Bagaimana dengan Telkomsel? tidak terlalu mengecewakan, Simcard Simpati yang penulis gunakan hanya mendapatkan sinyal 3G dengan sinyal penuh.Klik connect dan siap berselancar. Kecepatan transfer data 3G XL berkisar antara 98.9 kbps (received) dan 73.8 kpbs (sending). Tidak terlalu mengecewakan. Sementara Indosat yang sudah tercover HSDPA mampu digeber hingga 108,1kbps (received) dan 99.3kbps (sending). Telkomsel 3G hanya terpaut sedikit yakni 97,2kbps (received) dan 89.8kbps. (sending).

Dengan perbandingan kecepatan yang sama, dan lokasi di markas penulis. Indosat HSDPA hanya membutuhkan waktu 02.83 detik, untuk membuka halaman yahoo.com yang berukuran 29.86KB(30.574bytes). Sementara XL 3G tidak terlalu mengecewakan yakni 5,15 detik, Bagaimana dengan Telkomsel 3G? hasil pengujian kami, jaringan Telkomsel justru lebih lambat yakni 10.6 detik.

Ada berbagai parameter yang menyebabkan Telkomsel lebih lambat ketimbang yang lain, Pertama, Telkomsel menggunakan skema pentarifan timed based yakni perhitungan berdasarkan waktu. Artinya besaran data per kilobytes yang diambil (download) akan dikonversi dalam bentuk waktu. Telkomsel memberlakukan tariff sebesar Rp 175/menit.

Parameter Kedua, jumlah pelanggan Telkomsel lebih banyak ketimbang operator lain, sehingga kanal yang digunakan lebih banyak digunakan untuk Voice. Padahal untuk bisa mendapatkan HSDPA setidaknya dibutuhkan lebar pita yang memadai.

Aspek durability, juga kami uji. Ketahanan tentu sangat penting, sebab dengan kecepatan yang tinggi tentu, para Internet Mania tentu semakin betah duduk didepan PC sambil berselancar. Ketiga device modem termasuk operator HSDPA yang kami gunakan, tidak mengalami masalah durability.

Enam jam nonstop online, mulai pukul 23.00 – 05.00 tetap terhubung. Hanya saja, sesekali kami harus melakukan ping, ke berbagai situs di luar negeri (Yahoo di Amerika, Nokia di Finlandia, dan Mobile- Review di Rusia) dengan software Visual Trace. Hal ini cukup penting sebab berdasarkan pengalaman kami menggunakan ISP lain, koneksi akan diputus bila tidak ada aktifitas dari client.

Penulis mencoba meluncur di kawasan jalan protokol Basuki Rahmad, pada pukul 12.30 siang. Pengujian pada peak time ini kami sengaja, sembari berharap mendapatkan akurasi sinyal. 3G HSDPA XL kurang begitu kuat penerimaannya. Modem Huawei U220 hanya menunjukkan kecepatan 103.7 Kbps. Sementara untuk Telkomsel tidak jauh berbeda. Sementara Indosat, masih diatas dua operator tersebut dengan keunggulan tipis, 110.6 KbpsTanggal 1 September 2007 pukul 12.45, pengujian dilanjutkan ke lokasi padat di dalam gedung Plasa Tunjungan (ground floor).

Modem disetting dalam mode 3G Only, dengan harapan mendapatkan sinyal HSDPA secara maksimal. Sinyal Telkomsel cukup kuat, sementara penangkapan sinyal Indosat tidak terlalu bagus (kadang muncul-kadang hilang). Jika mode diganti 3G preferred, maka Indosat akan membaca sinyal GPRS. 3G XL cukup mendapatkan sinyal 2 bar. Kami menggunakan test download disini (lihat test result).

Situs ini cukup lengkap sebab kita bisa mengetahui IP Address, ISP provider dan yang paling penting adalah hasil test kecepatan

Kesimpulan

Apa yang dijanjikan HSDPA dilapangan, masih jauh dari kenyataan. Untuk bisa mendapatkan kecepatan riil HSDPA, kita harus berada dalam jangkauan BTS yang memiliki node B HSDPA. Untuk kecepatan 3G (WCDMA) atau setara dengan 384 kbps, kecepatan ketiganya tidaklah jauh berbeda. Hasil pengujian kecepatan, Indosat lebih cepat ketimbang operator lain.

Saat berada di coverage HSPDA, kecepatan Internet Indosat jauh meninggalkan kedua rivalnya. Sementara XL tidak terlalu mengecewakan. XL lebih unggul di jangkauan 3G, hampir semua lokasi di Surabaya tercakup sinyal 3G dengan baik.

Telkomsel, sejauh ini lebih unggul dalam masalah skema tarif. Dengan 3 pilihan, semua pengguna Telkomsel di Indonesia bisa mengakses Telkomsel Flash. Jika diluar jangkauan HSDPA dan GPRS, pengguna Telkomsel masih bisa mengakses GPRS dengan mudah dan cepat sesuai dengan nominal pulsa yang dimiliki.

Tentang CDMA

  1. Apakah yang dimaksud dengan CDMA ?
    CDMA (Code Division Multiple Access) adalah teknologi seluler digital terbaru yang lebih efisien dengan kualitas yang lebih baik dari GSM. Teknologi ini sangat populer di Asia dan Amerika. Dengan CDMA telepon jadi semakin murah dan kualitas semakin baik.
  2. Apa saja Kelebihan / kekurangan CDMA ?
    Teknologi CDMA mempunyai kualitas suara yang lebih baik dibandingkan dengan GSM. Suara lebih jernih dan terdengar jelas. Selain suara, jaringan CDMA juga memiliki teknologi data yang lebih baik dan lebih cepat dibandingkan dengan teknologi GSM. Jaringan CDMA di Indonesia masih dalam masa pertumbuhan sehingga jaringannya belum nasional dan sinyal di beberapa tempat masih kurang baik sehingga menyebabkan call drop.
  3. Siapa saja operator CDMA di Indonesia ?
    Operator CDMA yang sudah beroperasi di Indonesia adalah:
    • PT. TELKOM - Flexi
    • PT. INDOSAT - StarOne
    • PT. Mobile-8 - Fren
    • PT. Bakrie Telecom - Esia
  1. Saya dengar nomor CDMA ada yang injek/suntik dan ada yang RUIM. Apakah perbedaan diantara keduanya ?
    Teknologi CDMA menggunakan dua sistem untuk aktivasi nomor di jaringan CDMA yaitu sistem suntik dan sistem kartu (RUIM). Untuk sistem RUIM maka hal ini adalah sama seperti GSM yaitu ketika kita membeli nomor maka kita akan menerima chip CDMA untuk dimasukkan ke dalam terminal/handphone CDMA kita. Sedangkan dengan sistem suntik maka nomor ESN dari terminal/handphone kita akan dipasangkan dengan nomor CDMA dan pasangan itu akan didaftarkan ke jaringan CDMA. Kelebihan sistem RUIM adalah kemudahan mengganti terminal/handphone maupun nomor yang kita gunakan. Sedangkan kelebihan sistem suntik adalah apabila nomor kita hilang maka nomor dan ESN terminal dapat diblok sehingga tidak dapat digunakan dan menjadi tidak berguna bagi orang yang mencuri/menemukan terminal/handphone kita.
  2. Mengapa nomor yang saya beli di kota A tidak dapat digunakan di kota B ?
    Nomor yang kita beli di kota A tidak dapat digunakan di kota B karena adanya dua jenis lisensi untuk teknologi CDMA yaitu Fixed Wireless dan Seluler. Untuk lisensi Seluler maka sama seperti GSM nomor yang kita beli berlaku nasional, satu nomor untuk seluruh wilayah Indonesia. Operator dengan lisensi Seluler adalah Mobile-8 Fren. Hal ini dapat kita lihat dari prefix nomor yang digunakan yaitu 0888 sama seperti GSM (081x). Sedangkan lisensi Fixed Wireless membatasi penggunaan nomor yang kita gunakan ke satu kode area sehingga nomor yang kita beli di kota A hanya bisa digunakan selama kita berada di kota A. Ketika kita pindah ke kota B maka nomor kota A tidak dapat digunakan lagi sehingga kita harus membeli nomor baru di kota B.
  3. Saya dengar ada frekuensi 800MHz dan 1900MHz untuk CDMA sehingga saat membeli terminal/handphone, saya harus cek frekuensi operator yang digunakan. Bisa tolong dijelaskan ?
    Alokasi frekuensi CDMA terdiri dari 450MHz, 800MHz dan 1900MHz. Frekuensi adalah gelombang yang digunakan oleh jaringan CDMA dalam mengirimkan/menerima suara maupun data. Frekuensi ini menjadi penting karena ibarat jalan tol, maka apabila kita salah masuk tol maka kita tidak akan sampai ke tujuan kita. Teknologi GSM pun memiliki 3 frekuensi yaitu 900MHz, 1800MHz dan 1900MHz, namun karena teknologi mereka sudah lama ada sehingga semua handphone dapat bekerja pada dua atau bahkan tiga frekuensi sekaligus. Hal ini menjadikan masalah frekuensi tidak penting di teknologi GSM.
    Di dunia pada umumnya operator menggunakan jaringan 800MHz meskipun ada beberapa lokasi yang menggunakan jaringan 1900MHz maupun 450MHz. Di Indonesia, hanya ada dua operator dan dua wilayah yang menggunakan frekuensi 1900MHz. operator dan wilayah lainnya menggunakan frekuensi 800MHz. Wilayah dan Operator tersebut adalah TELKOM Flexi di Jakarta dan Jawa Barat/Banten serta INDOSAT Starone di Jakarta. Sehingga untuk kedua wilayah tersebut dan kedua operator tersebut kita harus teliti sebelum membeli terminal/handphone CDMA apabila ingin digunakan di wilayah dengan operator yang bekerja di frekuensi 1900MHz.
  4. Seperti apakah koneksi internet dengan CDMA ?
    Internet dengan CDMA sangatlah mudah karena fitur data sudah terintegrasi. Cukup dengan membuat koneksi dial-up maka kita bisa tersambung ke internet. Pada umumnya no dial yang digunakan adalah sama di seluruh dunia yaitu #777. Yang berbeda adalah username dan password tergantung dari operator yang digunakan. Untuk daftar lengkap bisa dilihat di halaman Tariff Internet.
  5. Berapakah tarif internet dengan CDMA ?
    Tarif internet untuk CDMA umumnya menggunakan sistem kilobyte bukan sistem menit, bervariasi mulai dari Rp 3,-/kb sampai Rp 5,-/kb. Beberapa operator menerapkan sistem paket yang sangat murah bagi pengguna internet. Namun ada juga operator yang menerapkan sistem menit dalam berinternet melalui seperti Mobile-8 Fren melalui program Mobile-ISP mereka. Untuk daftar lengkap bisa dilihat di halaman Tariff Internet.
  6. Sistem kilobyte ? Sistem menit ? Seperti apakah kedua sistem itu ?
    Sistem menit: Kita mungkin biasa menggunakan internet dial-up seperti Centrin / CBN / Telkomnet Instan, mereka menggunakan sistem menit seperti dapat dilihat dari sistem tarif mereka. Saya ambil contoh tarif Telkomnet Instan yaitu Rp 165,-/menit. Dengan sistem menit maka biaya yang kita keluarkan adalah sama dengan lamanya waktu kita menggunakan internet.
    Sistem kilobyte: Sedangkan sistem kilobyte adalah sistem baru dimana biaya yang kita keluarkan adalah sama dengan banyaknya penggunaan data yang kita gunakan selama berinternet. Sistem ini digunakan oleh seluruh operator CDMA dan GSM serta internet dengan sistem ADSL (Contoh: TELKOM Speedy).
    Menit vs Kilobyte:Perbandingan harga untuk kedua sistem ini sangat sulit dilakukan karena menggunakan acuan yang berbeda yaitu menit dan kilobyte (banyaknya data). Namun sebagai ilustrasi bisa kita ambil tarif menit TelkomNet Instan yaitu Rp 165,- /menit dan tarif kilobyte CDMA termahal yaitu Rp 5,-/kb.

    Skenario 1:
    Kita menggunakan internet selama 1 jam dan mengambil 1000 kilobyte (1 Megabyte) data. Biaya yang kita bayar adalah:
    Sistem menit: 60 menit x Rp 165,- = Rp 9.900,-
    Sistem kilobyte: 1000 kilobyte x Rp 5,- = Rp 5.000,-

    Skenario 2:
    Kita menggunakan internet selama 1 jam dan mengambil 10000 kilobyte (10 Megabyte) data. Biaya yang kita bayar adalah:
    Sistem menit: 60 menit x Rp 165,- = Rp 9.900,-
    Sistem kilobyte: 10000 kilobyte x Rp 5,- = Rp 50.000,-

    Skenario 3:
    Kita menggunakan internet selama 5 jam dan mengambil 10000 kilobyte (10 Megabyte) data. Biaya yang kita bayar adalah:
    Sistem menit: 5 x 60 menit x Rp 165,- = Rp 49.500,-
    Sistem kilobyte: 10000 kilobyte x RP 5,- = Rp 50.000,-

    Disini kita bisa melihat perbedaan biaya antara menit dan kilobyte dimana semakin besar data yang kita gunakan selama berinternet maka biaya untuk sistem kilobyte semakin besar seperti tergambar di Skenario 1 dan Skenario 2. Sedangkan semakin lama kita berinternet maka semakin besar biaya yang kita bayar untuk sistem menit seperti tergambar pada Skenario 2 dan Skenario 3.
  7. Kalau begitu apa kelebihan / kekurangan sistem kilobyte dibandingkan dengan sistem menit ?
    Kelebihan utama dari sistem kilobyte adalah kita tidak dikejar waktu pada saat berinternet. Sehingga kita dapat membaca isi satu halaman web dengan tenang tanpa perlu berpacu dengan waktu atau memutuskan koneksi internet kita. Sehingga sangat cocok digunakan untuk kegiatan riset.
    Kekurangan utama dari sistem kilobyte adalah semakin banyak data yang kita gunakan, semakin besar biaya yang kita keluarkan. Hal ini menyebabkan sistem kilobyte tidak cocok untuk kegiatan download maupun membaca email dengan attachment yang besar.
  8. Apakah ada tips untuk internet murah meriah dengan CDMA ?
    Beberapa tips internet murah meriah dengan CDMA:
    • Matikan update otomatis untuk anti-virus / firewall / windows / aplikasi lain! Seringkali tanpa sepengetahuan kita update otomatis berjalan di belakang layar dan umumnya berkisar diatas 1000 kilobyte (1 Megabyte). Karena dengan sistem kilobyte semakin banyak data yang kita gunakan semakin besar biaya yang harus dikeluarkan
    • Jangan buka terlalu banyak window browser! Seringkali karena kebiasaan kita menggunakan sistem menit maka kita akan membuka sebanyak mungkin browser agar waktu kita selama berinternet tidak terbuang percuma. Hal ini sangat merugikan karena sistem kilobyte menggunakan banyaknya data yang kita gunakan sebagai acuan untuk biaya yang harus dikeluarkan.
    • Gunakanlah sistem kilobyte apabila kebutuhan internet kita tidak besar seperti chatting baik IRC maupun Messenger, membaca email tanpa attachment besar dan melakukan riset di internet.
    • Untuk membuka email dengan attachment besar maupun download file maka gunakanlah sistem menit karena lebih murah bila dibandingkan dengan sistem kilobyte.

sumber : goldentelecomindonesia.com